Selasa, 17 November 2015

Kerajaan Safawiyya di Persia






Persia terletak di salah satu jalan silang utama yang menghubungkan antar Negara-negara Eropa dan Timur Tengah. Wilayah tengah terdapat daratan tinggi, dikelilingi pegunungan Zagros, Elburs serta beberapa rangkain pegunungan kecil. Dataran tinggi tersebut adalah daerah gurun pair yang sangat tandus dan rawa-rawa. Luas wilayah mencapai 1.648.195 kilometer persegi. Disebelah utara berbatasan dengan Uni Soviet (Rusia) dan laut kaspia, sebelah timur berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan, sebelah barat dengan Turki dan Irak, sebelah selatan dengan teluk Persia dan dan teluk oman.


Penduduk Persia 65 persen adalah suku Parsi (Iran), selebihnya merupakan suku-suku Armenia, Turki, Mongol, Kurdi, Yahudi, Arab dan Baluchi. Masing-masing suku menggunakan bahasa dan logat sendiri.


Persia sudah dihuni sejak tahun 5000 SM. Tahun 100 SM Persia di duduki oleh bangsa Persia dan Media. Kemudian abad ke-6 SM Persia diuasai oleh kerajaan Akhaemedina. Kemudian pada abad 3 SM persia ditaklukkan oleh Alexander Agung dari Macedonia. 637 M Iran ditaklukkan oleh bangsa Arab (Islam). Kemudain sekitar tahun 1000 M Persia ditaklukkan oleh Turki. Kemudian pada abad ke-13 persia ditaklukkan oleh Bangsa Mongol.


Islam di Persia masuk ketika bangsa Arab menaklukkannya 637 M. Iran ditaklukkan pada saman Ali Ibn Abi Thalib. Persia ditaklukkan dibawah pimpinan Saad Ibn Abi Waqash yang diutus oleh Ali Ibn Abi Thalib. Kemudian Saad menjadi gubernur dan mendirikan negeri Basrah dan kaufah. Saat pemerintahan Arab Islam mulai menyebar di Persia


Ketika kerajaan Turki Utsmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan Safawi di Persia masih baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih dengan kerajaan Turki Usmani.Berbeda dengan dua kerajaan besar Islam lainnya seperti kerajaan Turki Usmani dan Mughal. Kerajaan ini menyatakan Syi'ah dijadikan sebagai madzhab negara. Karena itu, kerajaan Safawi dianggap sebagai peletak dasar pertama terbentuknya negara Iran.


Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di daerah Ardabil sebuah desa yang berada di kota Azerbaijan. Tarekat ini bernama Safawiyah ynag dinisbatkan pada nama pendirinya Safi Al-Din (1252-1344 M), salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam “Musa al-Kazim”. Dan nama safawi ini terus dipertahankan sehingga tarekat ini menjadi sebuah gerakan politik. Bahkan, nama tersebut terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan.


Pada awalnya gerakan tarekat tasawuf Safawiyah ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid'ah. Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat local menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia. Di negri-negri di luar Ardabil, Safi Al-Din menempatkan seorang wakil yang memimpin murid-muridnya.Dalam perkembangannya penganut tarekat Safawiyah sangat fanatik terhadap ajaran-ajarannya. Hal ini ditandai dengan kuatnya keinginan mereka untuk berkuasa karena dengan berkuasa mereka dapat menjalankan ajaran agama yang telah mereka yakini (ajaran Syi'ah).Karena itu, lama kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan menentang setiap orang yang bermazhab selain Syiah.


Kondisi kerajaan Safawi yang memprihatinkan itu baru bisa diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas I naik tahta (1588-1628 M). Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam rangka memulihkan kerajaan Safawi adalah: 


  1. Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash dengan cara membentuk pasukan   baru yang berasal dari budak-budak dan tawanan perang bangsa Georgia, Armenia dan Sircassia.
  2. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan jalan menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan disamping itu Abbas berjanji tidak akan menghina tiga Khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar dan Usman) dalam khutbahkhutbah Jum'at.

Kemajuan yang di capai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang politik, melainkan bidang lainnya juga mangalami kemajuan.Kemajuan-kemajaun itu antara lain


1. Bidang Ekonomi


Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas.Dengan demikian Safawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur.Di samping sector perdagangan, Safawiyah juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent). 


2. Bidang Ilmu Pengetahuan


Sepanjang sejarah Islam Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sejumlah ilmuan yang selalu hadir di majlis istana yaitu Baha al-Dina al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, Sadar al-Din al-Syaerazi, filosof, dan Muhammad al-Baqir Ibn Muhammad Damad, filosof, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah pernah mengadakanobservasi tentang kehidupan lebah (Brockelmann, 1974:503-504).


3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni


Kemajuan bidang seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini. Sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan yang memanjang diatas Zende Rud dan Istana Chihil Sutun.Kota Isfahan juga diperindah dengan kebun wisata yang tertata apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat sejumlah 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Unsur lainnya terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, permadani dan benda seni lainnya.


Adapun sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi adalah: 


  1. Adanya konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani. Berdirinya kerajaan Safawi yang bermadzhab Syi'ah merupakan ancaman bagi kerajaan Usmani, sehingga tidak pernah ada perdamaian antara dua kerajaan besar ini. 
  2. Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaaan Safawi, yang juga ikut mempercepat proses kehancuran kerajaan ini. Raja Sulaiman yang pecandu narkotik dan menyenangi kehidupan malam selama tujuh tahun tidak pernah sekalipun ssmenyempatkan diri menangani pemerintahan, begitu pula dengan sultan Husein.
  3. Pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I ternyata tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi seperti semang-at Qizilbash . Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki ketahanan mental karena tidak dipersiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani. Kemerosotan aspek kemiliteran ini sangat besar pengaruhnya terhadap lenyapnya ketahanan dan pertahanan kerajaan Safawi. 
  4. Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana.


by : Awal dan Kisah Sejarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar