Jumat, 08 April 2016

Catatan kaki






Catatan Kaki


Catatan kaki adalah keterangan yang ditambahkan di bagian bawah halaman. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf di teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki ini menjelaskan sumber asalnya sebuah kutipan, baik kutipan langsung atau tidak langsung. Selain menjelaskan asal kutipan, catatan kaki juga sering digunakan untuk menjelaskan teks atau istilah khusus yang perlu penjelasan lebih panjang. Setiap teks yang akan dijelaskan dalam catatan kaki akan ditandai dengan nomor. Nomor tersebut akan terkait langsung dengan keterangan yang ada di catatan kaki. Dengan adanya nomor dalam catatan kaki ini, maka teks-teks yang diberi catatan tidak akan tertukar dengan catatan untu teks lainnya.

Tujuan penulisan catatan kaki adalah untuk menyusun pembuktian (sumber tulisan), menyatakan utang budi (kepada pengarang yang dikutip pendapatnya), menyampaikan keterangan tambahan, memperkuat uraian (intisasi, keterangan insidental materi penjelas yang kurang penting, perbaikan, dan pandangan yang bertentangan), dan merujuk bagian lain teks (uraian pada halaman lain, sebelum atau sesudahnya).





Berikut ini teknik pembuatan catatan kaki:
Catatan kaki tidak boleh melebihi 3 cm dari margin bawah.
Catatan kaki dibuat sesudah baris terakhir teks, dalam jarak 3 spasi dibuat garis mulai dari margin kiri sepanjang 15 ketikan huruf pika atau 18 ketikan huruf elite.
Catatan kaki dua spasi di bawah garis terakhir teks. Teks catatan kaki ditulis setengah spasi ke bawah setelah nomor penunjuk (setengah spasi ke bawah) dari nomor penunjuk.
Jarak antarbaris dalam catatan kaki menggunakan spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan kaki (jika lebih dari satu catatan) menggunakan dua spasi.
Setiap baris catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri atau sejajar.

Ada tujuh teknis penulisan catatan kaki yang perlu diingat.
Nama pengarang tidak dibalik
Judul buku dicetak miring (jika diketik dengan komputer) atau digaris bawah (jika tidak dengan komputer). Selain buku (artikel di majalah, Koran, atau jurnal), judul sumber ditempatkan dalam tanda petik dua (“…”), tidak dicetak miring atau digaris bawah
Kota terbit
Nama penerbit
Tahun terbit
Nomor halaman
Semua unsur dihubungkan dengan tanda koma (,), kecuali setelah kota terbit, dihubungkan dengan tanda titik dua (:).






Contoh Catatn kaki


berikut ini akan kami bagi sesuai dengan sumber referensi yang digunakan dalam penulisan suatu halaman. Hal ini penting diperhatikan, karena masing-masing sumber memiliki teknik penulisan yang berbeda ketika dimasukkan ke dalam catatan kaki. Berikut ini contohnya:
Contoh Catatan Kaki 1 s/d 3 Pengarang


Catatan kaki jika referensinya pada buku karangan yang ditulis oleh satu hingga tiga pengarang, yaitu:
Chairil Anwar, Aku Ini Binatang Jalang, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), hlm 4.
Sumi Winarsih, Ridha Yulfika, Bagus Wicaksono, Belajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Acarya, 2005), hlm. 32.
Contoh Catatan Kaki 4 atau lebih Pengarang


Contoh penulisan catatan kaki jika referensinya pada buku karangan menggunakan empat penulis atau lebih, yaitu:
Mahmud Hidayat, dkk., Bahasa dan Sastra Indonesia, (Klaten: Citra Aji Parama, 2004), hlm. 45.
Contoh Catatan Kaki jika Sumber berasal dari Majalah/Surat Kabar

Referensi yang berasal dari majalah atau surat kabar, maka penulisan catatan kakinya berbentuk:
Dinda Mutiara, "Bahasa Jawa di Ambang Kepunahan?", Kompas, 3 Mei, 1990, hlm. 5.
Fajar Samudra, "SMA II, Sekolah yang Kuyup Budaya Jawa," Majalah Pelajar MOP, Juni, 2005, hlm. 22.
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Buku Terjemahan


Jika sumbernya dari buku terjemahan, maka cara penulisan catatan kakinya adalah sebagai berikut:
Multatuli, Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H. B. Jassin, (Jakarta: Jambatan, 1972), hlm 54.
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Artikel

Jika referensinya berupa artikel dalam antologi ataupun ensiklopedi, maka bentuk penulisan catatan kakinya, yaitu:
Melani Budianta, "Bercermin pada Kaki Langit: Kreativitas dan Pendidikan Sastra Pelajar Indonesia", Kaki Langit Sastra Pelajar, ed. Jamal D. Rahman, (Jakarta: MajalahSastra Horizon dan Kaki langit, 2002), hlm. 282.
"India", Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru-Van Hoeve, 1982), hlm. 1402-1407.
Perbedaan Ibid, op. cit, loc. cit di Dalam Catatan Kaki






Ibid adalah sebuah catatan kaki yang menerangkan bahwa catatan tersebut sama dengan catatan yang ada sebelumnya atau catatan yang berada di atasnya.
Op. cit adalah sebuah catatan kaki yang menerangkan bahwa catatan tersebut diselingi oleh catatan kaki yang lain.
Loc. cit adalah sebuah catatan kaki yang meneangkan bahwa catatan tersebut menunjukkan halaman yang sama dari salah satu sumber yang telah disebutkan.










Untuk lebih jelas, mari kita lihat contoh dari beberapa catatan kaki yang menggunakan ibid, op. cit, dan loc. cit :





Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8.
Ibid., hlm. 15
Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 46.
Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf, Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
Gorys Keraf, op. cit. hlm 8
Ismail Marahimin, loc. cit.
Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit.


Sumber :


http://galihbudiakbar.blogspot.co.id/2014/06/perbedaan-ibid-op-cit-loc-cit-di-dalam.html


http://www.pengertianahli.com/2015/05/catatan-kaki-pengertian-penulisan-contoh.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar