Selasa, 15 Desember 2015

Sejarah Singkat NIT (Negara Indonesia Timur)



 
Terbentuknya Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1950 menimbulkan banyak keheranan di banyak kalangan tentang cepatnya sistem federasi terhapus di Indonesia. Kurang lebih enam bulan sesudah penyerahan kedaulatan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat bentuk Negara sudah berubah menjadi suatu Negara kesatuan[1].

Pemerintah Belanda mencetuskan gagasan federasi sebagai struktur ketatanegaraan di Indonesia pada bulan Desember 1945 pada saat Letnan Gubernur Jenderal Dr. H.J. van Mook pada rapat Dewan Menteri Kerajaan Belanda pada tanggal 21 Desember 1945 mengajukan saran yang akan dipergunakan sebagai dasar kebijakasanaan dalam perundingan-perundingan yang akan diadakan dengan Perdana Menteri Republik Indonesia Sutan Syahrir. Dalam gagasan van Mook tersebut untuk pertama kali disinggung struktur federasi Indonesia di kemudian hari disana disetujui oleh Dewan Menteri Kerajaan Belanda. Ketika perundingan Van Mook-Syahrir berlangsung di bulan Maret 1946, persoalan tersebut pun dibicarakan dan akhirnya dalam naskah persetujuan pendahuluan tanggal 27 dan 30 Maret 1946 antara van Mook dan Sutan Syahrir yang merupakan dasar pembicaraan di konprensi Hoge Veluwe di Negeri Belanda di bulan April 1946, dinyatakan antara lain bahwa Negara Indonesia yang merdeka akan berbentuk federal dalam Ikatan Suatu Uni dengan kerajaan Belanda[2].

Selanjutnya dalam persetujuan Linggajati yang diparaf oleh Ketua Komisaris Jenderal Prof. Schermerhorn dan Perdana Menteri Syahrir pada tanggal 15 November 1946, prinsip struktur federasi untuk ketatanegaraan Indonesia diterima oleh kedua belah pihak, dan dijamin dalam persetujuan tersebut. Dalam naskah itu disebutkan bahwa Republik Indonesia (Jawa, Sumatra dan Madura), Kalimantan dan Timur Besar (Indonesia Timur). Dari ketentuan dalam persetujuan Linggajati dapat dibuktikan bahwa federasi Indonesia akan terdiri dari bagian-bagian yang wilayahnya cukup besar dan boleh dikatakan seimbang luas dan potensinya. Ketika dilangsungkan Konprensi Malino di Sulawesi Selatan dari tanggal 16-25 Juli 1946, dalam pidato pembukaannya Letnan Gubernur Jenderal Van Mook secara panjang lebar menguraikan gagasan federasinya untuk pembangunan ketatanegaraan baru di Indonesia, dimana dia tegaskan bahwa dalam bentuk federasi itu adalah suatu syarat mutlak untuk menciptakan bagian-bagian yang besar dan seimbang untuk menghidarkan perpecahan dan umtuk menjamin dapat berfungsinya pemerintahan negara-negara bagian yang kuat dan mantap. Konprensi Malino menerima Struktur federasi sebagai asas ketatanegaraan Negara Indonesia Serikat yang akan terdiri dari negara-negara bagian yang luas wilayahnya dan besar wewenang kekuasaanya dan berpendapat bahwa Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari Negara-negara Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Timur Besar (Indonesia Timur). Akhirnya pada KMB secara puncak penyelesaian pertikaian Indonesia-Belanda, Republik Indonesia Serikat dibentuk, yang berarti diterimanya gagasan federasi sebagai susunan ketatanegaraan Indonesia yang sejak Desember 1945 merupakan titik tolak pendirian Pemerintah Belanda dalam penyelesaian masalah Indonesia[3].

Perjalanan dari Negara Indonesia Timur menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia tidaklah mudah, tetapi melalui banyak perjuangan, baik melalui adu ide gagasan maupun dalam bentuk perjuangan bersenjata yang banyak mengorbankan jiwa rakyat Indonesia.

Perjuangan rakyat Sulawesi Selatan dalam melawan penjajahan bangsa asing, dimulai dari sejak VOC berusaha untuk menguasai atau memonopoli perdagangan dikawasan nusantara bagian timur pada abad ke-17. Kemudian, dilanjutkan pada masa pemerintahan kolonial Belanda ketika berusaha menguasai sepenuhnya seluruh Sulawesi Selatan. Dan selanjutnya, diteruskan pada masa pendudukan militer Jepang ketika pecah Perang Dunia kedua. Serta sesudah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya sampai dengan tercapainya pengakuan kedaulatan oleh Belanda. Karena meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaanya, tetapi Belanda dengan berbagai cara masih tetap berusaha untuk menanamkan pengaruh dan kekuasaanya di kawasan Sulawesi Selatan[4].

Rentetan perjuangan-perjuangan rakyat Sulawesi Selatan dalam melawan bangsa asing telah melahirkan pemimpin-pemimpin atau tokoh-tokoh pejuang, antara lain: Sultan Hasanuddin, Karaeng Bontomarannu, Pancai Tanah Besse Kajuara, Lamadukkelleng, La Pawawoi Karaeng Sigeri, I Makkulau Karaeng Lembangparang, Andi Mappanyukki, Padjongan Daeng Ngalle Karaeng Polombangkeng, Andi Abdullah Bau Massepe, Andi Djemma, Pongtiku, Andi Tadda, Opu Daeng Risaju, Dr. Ratulangi, Andi Pangerang Petta Rani, Andi Sultan Daeng Raja, Ranggong Daeng Romo, Wolter Mongonsidi, Emmy Saelan, dan lain-lain. Tentu masih banyak pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh pejuang yang belum disebutkan. Padahal peranan mereka tidak kalah menariknya atau pentingnya untuk disimak



Catatan Kaki :
[1] Agung, Ide Anak Agung Gde, Dari Negara Indonesia Timur ke Republik Indonesia Serikat, (Yogyakarta, Gajah Mada University Press), hal 774
[2] Opcit hal 775
[3] Opchit hal 776
[4]Arfah, Muhammad. ST. Nuraeda, Delila Supeno, Muhammad Amir. Lanto Daeng Pasewang Sebagai Seorang Nasionalis dan Patriotik.(Sulawesi Selatan, Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1994), Hal 1

Kamis, 10 Desember 2015

SEPERTI RUMPUT LUMUT


Bunga mawar yang indah
Indah pembawa senyuman
Senyuman yang menampakkan kebahagian
Namun keindahan itu tidak pernah sempurna
Ketika Rumput liar yang tak berguna
Mulai mendekat dan merangkul bagaikan lumut
Hanya menggambar di kertas hasil lukisan sempurna
Apa lah!! Hanya Rumput Liar yang mencoba Hidup
Mungkinkah salah jika Hidup itu nasibnya.

Rabu, 09 Desember 2015

SEJARAH PENGUASAI AGUNG DI DUNIA


Manusia adalah mahluk yang berakal dan paling mulia diantara berbagai mahluk hidup. berpikir untuk maju dan berkembang dari dri kehidupan yang kolot ke kehidupan yang modern. untuk mencapai perubahan itu terjadi proses yang tidak singkat namun lama dan membutuhkan banyak pengorbaanan. yah manusia saling mengorbangkan diri demi mencapai apa yang mereka inginkan.
Sejarah mencatat bahwa dalam perputaran roda dunia banyak penguasai tercipta, yang memiliki pengaruh yang yang begitu luas dan disini akan dibahas beberapa penguasa dunia yang terkenal :


ALEXANDER AGUNG

Aleksander III dari Makedonia (20/21 Juli 356 – 10/11 Juni 323 SM), lebih dikenal sebagai Aleksander Agung atau Iskandar Agung, adalah raja Kekaisaran Makedonia, sebuah negara di daerah timur laut Yunani. Pada usia tiga puluh tahun, dia memimpin sebuah kekaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan dianggap sebagai komandan perang terhebat sepanjang masa. Aleksander lahir di Pella pada 356 SM dan merupakan murid seorang filsuf terkenal, Aristoteles. Pada tahun 336 SM Aleksander menggantikan ayahnya, Filipus II dari Makedonia, sebagai pemimpin Makedonia setelah ayahnya dibunuh oleh pembunuh gelap. Filipus sendiri telah menaklukkan sebagian besar negara-kota di daratan utama Yunani ke dalam hegemoni Makedonia, melalui militer dan diplomasi.


Setelah kematian Filipus, Aleksander mewarisi kerajaan yang kuat dan pasukan yang berpengalaman. Dia berhasil mengukuhkan kekuasaan Makedonia di Yunani, dan setelah otoritasnya di Yunani stabil, dia melancarkan rencana militer untuk ekspansi yang tak sempat diselesaikan oleh ayahnya. Pada tahun 334 SM dia menginvasi daerah kekuasaan Persia di Asia Minor dan memulaiserangkaian kampanye militer yang berlangsung selama sepuluh tahun. Aleksander mengalahkan Persia dalam sejumlah pertempuran yang menentukan, yang paling terkenal antara lain Pertempuran Issus dan Pertempuran Gaugamela. Aleksander lalu menggulingkan kekuasaan raja Persia, Darius III, dan menaklukkan keseluruhan Kekasiaran Persia (Kekasiaran Akhemeniyah). Kekaisaran Makedonia kini membentang mulai dari Laut Adriatik sampai Sungai Indus.


Karena berkeinginan mencapai "ujung dunia", Aleksander pun menginvasi India pada tahun 326 SM, namun terpaksa mundur karena pasukannya nyaris memberontak. Aleksander meninggal dunia di Babilonia pada 323 SM, tanpa sempat melaksakan rencana invasi ke Arabia. Setelah kematian Aleksander, meletuslah serangkaian perang saudara yang memecah-belah kekaisarannya menjadi empat negara yang dipimpin oleh Diadokhoi, para jenderal Aleksander. Meskipun terkenal karena penaklukannya, peninggalan Aleksander yang bertahan paling lama bukanlah pemerintahannya, melainkan difusi budaya yang terjadi berkat penaklukannya.


Berkat penaklukan Aleksander, muncul koloni-koloni Yunani di daerah timur yang berujung pada munculnya budaya baru, yaitu perpaduan kebudayaan Yunani, Mediterrania, Mesir, dan Persia yang disebut dengan Peradaban Hellenis atau Hellenisme. Aspek-aspek Hellenis tetap ada dalam tradisi Kekaisaran Bizantium sampai pertengahan abad 15. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Cina. Khusus di Cina, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan diTunhuang. Aleksander menjadi legenda sebagai pahlawan klasik dan diasosiasikan dengan karakteristik Akhilles. Aleksander juga muncul dalam sejarah dan mitos-mitos di Yunani maupun di luar Yunani. Aleksander menjadi pembanding bagi para jenderal bahkan hingga saat ini, dan banyak Akademi militer di seluruh dunia yang mangajarkan siasat-siasat pertempurannya.


Aleksander selama ekspansinya juga mendirikan beberapa kota yang semuanya dinamai berdasarkan namanya, seperti Aleksandria atau Aleksandropolis. Salah satu dari kota bernama Aleksandria yang berada di Mesir, kelak menjadi terkenal karena perpustakaannya yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu.


Walaupun hanya memerintah selama 13 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah imperium yang lebih besar dari setiap imperium yang pernah ada sebelumnya. Pada saat ia meninggal, luas wilayah yang diperintah Aleksander berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya serta mencakup tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia). Gelar yang Agung atau Agung di belakang namanya diberikan karena kehebatannya sebagai seorang raja dan pemimpin perang lain serta keberhasilannya menaklukkan wilayah yang sangat luas.




wilayah kekuasaan persia

CYRUS YANG AGUNG

Cyrus Yang Agung pendiri Kekaisaran Persia. Mulai kariernya selaku pejabat rendahan di bagian barat daya Iran, dia menghalau melalui kemenangan-kemenangan pertempuran yang cemerlang. tiga kerajaan besar (Medes, Lydian, dan Babilon), dan menyatukan hampir seluruh daerah Timur Tengah lama menjadi satu negara yang membentang mulai India hingga Laut Tengah.

Cyrus (atau Kurush nama Persinya) dilahirkan sekitar tahun 590 SM di propinsi Persis (kini Fars), di barat daya Iran. Daerah ini saat itu merupakan propinsi Kerajaan Medes. Cyrus berasal dari keturunan penguasa lokal yang merupakan bawahan Raja Medes.

Tradisi yang timbul belakangan bikin dongeng menarik menyangkut diri Cyrus ini, seakan-akan mengingatkan orang akan dongeng Yunani mengenai Raja Oedipus. Menurut dongeng ini, Cyrus adalah cucu Astyages Raja Medes. Sebelum Cyrus lahir, Astyages mimpi bahwa cucunya suatu saat akan menghalaunya dari tahta. Raja keluarkan perintah supaya semua bayi yang baru lahir dibunuh habis. Tetapi, pejabat yang dipercaya melakukan pembunuhan itu tak sampai hati melakukan pembunuhan durjana itu, tetapi diteruskannya perintah itu kepada penggembala dan istrinya supaya melaksanakannya. Namun mereka ini pun tak sampai hati. Mereka bukannya membunuh bayi lelaki melainkan memeliharanya sebagai anak sendiri. Akhirnya, ketika sang bocah tumbuh dewasa, memang betul-betul dia menumbangkan raja dari tahtanya.

Bangsa Medes dan Persia berdekatan satu sama lain, baik disebabkan asal-usul maupun persamaan bahasa. Karena Cyrus tetap meneruskan sebagian besar hukum-hukum Medes dan sebagian besar prosedur administrasi pemerintahan, kemenangannya atas Medes hanyalah merupakan sekedar perubahan dinasti dan bukannya suatu penaklukan oleh bangsa asing.

Tetapi, Cyrus segera menampakkan keinginannya melakukan penaklukan ke luar. Sasaran pertamanya adalah Kerajaan Lydian di Asia Kecil, dikuasai oleh Raja Croesus, seorang yang kekayaannya seperti dongeng. Besi Cyrus tak ada artinya jika dibandingkan emasnya Croesus. Menjelang tahun 546 SM Cyrus menaklukkan Kerajaan Lydian dan menjebloskan Croesus ke dalam bui.

Cyrus kemudian mengalihkan perhatiannya ke jurusan timur, dan dalam serentetan pertempuran, dia taklukkan semua bagian timur Iran dan dimasukkannya ke dalam wilayah kekuasaan kerajaannya. Pada tahun 540 SM, Kekaisaran Persia membentang ke timur sejauh Sungai Indus dan Jaxartes (kini Syr Darya di Asia Tengah). Dengan terlindungnya bagian belakang. Cyrus dapat memusatkan perhatian pada yang paling berharga dari segalanya. Kekaisaran Babylon yang makmur loh jinawi, terletak di pusat Mesopotamia tetapi dapat mengawasi segenap daerah "bulan sabit subur" (Fertile Crescent) Timur Tengah. Tidak seperti Cyrus, penguasa Babylon Nabonidus tidaklah populer di kalangan rakyat. Tatkala tentara Cyrus maju bergerak, pasukan Babylon bertekuk di lutut Cyrus tanpa suatu perlawanan. Karena Kekaisaran Babylon meliputi juga Suriah dan Palestina, kedua daerah ini pun dimasukkan ke dalam wilayah kekuasaan Cyrus.

Cyrus menghabiskan waktu beberapa tahun untuk mengkonsolidasi penguasaannya dan mengorganisir kembali kekaisaran yang begitu besar yang telah direbutnya. Kemudian dia pimpin Angkatan Bersenjata menuju timur laut menaklukkan Massagetae, suku nomad yang hidup di Asia Tengah sebelah timur laut Caspia. Orang-orang Persia peroleh kemenangan pada saat-saat kontak senjata pertama. Tetapi pada pertempuran kedua, pertempuran tahun 529 SM, mereka terkalahkan dan Cyrus penguasa kekaisaran di dunia yang pernah ada saat itu terbunuh.


Cyrus digantikan oleh puteranya Cambyses II. Cambyses mengalahkan Massagate dalam pertempuran berikutnya, menemukan mayat ayahnya dan menguburnya kembali di Pasargadae, ibukota Persia kuno. Kemudian Cambyses mengirim pasukan untuk penyerbuan Mesir, sehingga dengan demikian dia menyatukan segenap daerah Timur Tengah lama dalam satu kekaisaran.


Cyrus jelas seorang pemimpin yang punya kebolehan bidang militer. Tetapi itu cuma satu sisi dari seorang manusia. Yang lebih menonjol, mungkin, adalah kebijakan cara memerintahnya. Dia terkenal amat toleran terhadap agama-agama setempat dan juga adat-istiadat mereka. Dan dia senantiasa menjauhkan diri dari sikap kejam dan ganas seperti lazimnya para penakluk. Orang-orang Babylon, misalnya, bahkan lebih kentara lagi orang Assyria, telah membunuh beribu-ribu manusia dan mengusir semua penduduk yang dikuatirkan bakal berontak. Misalnya, ketika Babylon menaklukkan Yudea tahun 586 SM, mereka memboyong orang Yudea ke Babylon. Tetapi lima puluh tahun kemudian, sesudah Cyrus menaklukkan Babylon, dia beri ijin orang-orang Yahudi kembali ke kampung halamannya. Kalau tidak karena Cyrus, rasanya orang-orang Yahudi itu akan musnah sebagai kelompok yang terasing di abad ke-5 SM. Keputusan Cyrus dalam hal ini mungkin punya motivasi politik: bagaimanapun sedikit sekali keraguan bahwa dia merupakan seorang penguasa yang berprikemanusiaan pada jamannya. Bahkan orang-orang Yunani, yang lama sekali menganggap bangsa Kekaisaran Persia merupakan ancaman terbesar bagi kemerdekaannya, tak pernah berhenti menganggap Cyrus seorang penguasa yang betul-betul mengagumkan.


Begitu baiknya Cyrus telah menjalankan tugasnya sehingga bahkan sesudah matinya pun Kekaisaran Persia meneruskan perluasan daerah kekuasaannya. Ini berlangsung selama kira-kira 200 tahun, sampai ditaklukkan oleh Alexander yang Agung. Hampir sepanjang dua abad, daerah yang dikuasai Persia menikmati perdamaian dan kemakmuran.


Penaklukan oleh Alexander samasekali bukan pertanda tamatnya Kekaisaran Persia. Sesudah Alexander meninggal dunia, salah seorang jendralnya, Seleucus I Nicator, berhasil menguasai Suriah, Mesopotamia, dan Iran, dengan demikian dia mendirikan Kekaisaran Seleucid. Tetapi, kekuasaan asing atas Iran tidaklah berlangsung lama. Di pertengahan abad ke-3 SM pecah pemberontakan melawan kekuasaan Seleucid, di bawah pimpinan Arsaves I yang menganggap diri keturunan Achaemenid (dinasti Cyrus). Sebuah kerajaan didirikan oleh Arsaces dikenal dengan nama Kekaisaran Parthian akhirnya menguasai Iran dan Mesopotamia. Tahun 224 sesudah Masehi penguasa Arsacid digantikan dinasti Persia, Sassanid, yang juga mengaku keturunan dari Archaeminid, dan yang kekaisarannya berlangsung lebih dari empat abad. Bahkan kini Cyrus dihormati di Iran sebagai pendiri negara Persia.


Karier Cyrus Yang Agung merupakan contoh penting titik balik dalam sejarah. Kebudayaan pertama kalinya tumbuh di Sumeria, sekitar 3000 tahun SM. Selama lebih dari dua puluh lima abad bangsa Sumeria dan pelbagai bangsa Semit yang menggantikannya (seperti bangsa Akkadian, Babylonia dan Assyria) menjadi pusat peradaban. Sepanjang masa itu, Mesopotamia merupakan negeri yang terkaya dan paling berkebudayaan maju di dunia (dengan kekecualian Mesir yang secara kasar berada dalam tarap sejaiar). Tetapi karier Cyrus yang boleh dibilang berada di tengah-tengah sejarah tercatat mengakhiri babak itu dalam sejarah dunia. Dari sejak itu selanjutnya, baik Mesopotamia maupun Mesir bukanlah lagi pusat budaya dunia, baik kultural maupun politik.


Lebih jauh dari itu, bangsa Semit yang berjumlah besar di daerah "bulan sabit subur" tak bisa peroleh kembali kemerdekaannya berabad-abad sesudah itu. Sesudah bangsa Persia (bangsa Indo-Eropa) datang bangsa Macedonia dan Yunani, diikuti oleh pendudukan lama oleh orang Parthian, Romawi, penguasa Sassanid, kesemuanya itu adalah IndoEropa. Hingga penaklukan oleh kaum Muslimin di abad ke-7 hampir dua belas abad sesudah Cyrus Yang Agung--daerah "bulan sabit yang subur" itu dikuasai oleh bangsa Semit.Cyrus penting bukan cuma karena dia memenangkan banyak pertempuran dan menaklukkan banyak daerah. Arti pentingnya yang lebih besar adalah fakta bahwa kekaisaran yang didirikannya secara mantap mengubah struktur politik dunia lama.


Kekaisaran Persia, di samping luasnya daerah dan lamanya bertahan, tidaklah punya pengaruh besar dalam sejarah seperti yang dijumpai pada Kekaisaran Romawi. Inggris, atau Cina yang lebih lama. Tetapi, memperhitungkan arti penting Cyrus orang harus ingat bahwa dia sudah merampungkan sesuatu yang mungkin tak akan pernah terjadi tanpa kehadirannya. Di tahun 620 SM (segenerasi sebelum Cyrus lahir) tak seorang akan menduga bahwa dalam tempo seabad seluruh dunia lama akan berada di bawah kekuasaan suatu suku yang sama sekali tidak terkenal yang berasal dari barat daya Iran. Bahkan dengan melihat ke belakang, tak ada tampak bahwa Kekaisaran Persia salah satu kekaisaran yang punya arti penting sejarah yang karena keadaan sosial dan ekonominya akan bisa jadi begitu cepat atau lambat jadi besar. Jadi, Cyrus merupakan salah seorang yang langka yang dengan nyata mengubah jalannya sejarah.




wilayah kekuasaan Cyrus Agung 


OGADAI KHAN (KHAN AGUNG)

Ogadai Khan atau Ogedei Khan (1186-1241) adalah kaisar Mongolia pada masa kekaisaran Mongolia dari keluarga Borjigid, dan merupakan anak ketiga dari Jenghis Khan. Ogadai Khan tetap melanjutkan invasi perluasan kekaisaran seperti ayahnya. Ogadai Khan bukan hanya berhasil dalam mempertahankan wilayah Mongolia yang telah dibangun oleh ayahnya, namun ia berhasil memperluas kekuasaannya dengan menghancurkan kerajaan Jin untuk terakhir kalinya, serta memerintahkan panglimanya untuk memperluas kekuasaan di wilayah Eropa. Wilayah Russia, Polandia, serta Hungaria berhasil dikuasai oleh Mongolia. Pasukan gabungan yang dipimpin oleh Henry dari Silesia tergabung dari pasukan Hungaria, Polandia, dan Jerman (Kekaisaran Suci Romawi) yang terdiri dari pasukan Teutonik terbantai tak bersisa dalam perang di Leignitz. Sejarah Eropa mencatat kekejaman dan teror besar yang dilakukan oleh kerajaan Mongolia atas rakyat Eropa. Pasukan Mongolia baru menghentikan perluasan wilayah mereka di Eropa setelah mendengar kematian Ogadai Khan, pasukan Mongolia yang saat itu sedang menyerang Eropa, ditarik kembali ke Tiongkok. Negara-negara Eropa memilih untuk memberikan upeti kepada kerajaan Mongolia daripada mengambil risiko untuk melawan Mongolia. Eropa bahkan memohon bantuan Mongolia untuk menghancurkan Arab.




Wilayah kekuasaan
gimana sobat, luar biasa kan.penguasai selanjutnya akan di bahas di bagian selanjutnya. untuk sementara sekian..

Senin, 07 Desember 2015

SEJARAH PERGERAKAN MAHASISWA

NKK/BKK : Ketika Jati Diri Mahasiswa Ditelanjangi

Oleh Arjuna Putra Aldino

Sejarah bangsa ini mencatat bahwa Mahasiswa selalu ambil bagian untuk melakukan perubahan sosial. Hal ini dapat dilihat dari sejak masa penjajahan Belanda dimana para Mahasiswa yang belajar di STOVIA mempelopori gerakan yang berhasil mengubah keadaan bangsa ini yang jatuh pada kemiskinan dan penjajahan diubahnya pada kondisi yang lebih beradab dan merdeka. Dalam hal ini, pergerakan mahasiswa tidak hanya diartikan dengan pemahaman sempit dan dangkal yang merujuk pada gerakan berunjuk rasa dan membuat kerusuhan di jalan-jalan. Akan tetapi lebih pada gerakan mahasiswa yang berpartisipasi aktif dalam proses perubahan tatanan sosial-politik yang lebih adil. Hal ini mengarah pada pemahaman pergerakan Mahasiswa sebagai komunitas sosial yang menjadi “lakon” pergerakan perubahan yang bersifat progresif-revolusioner di bidang sosial-politik.

Terlontar pemikiran bahwa Mahasiswa sebagai ujung tombak perubahan sistem sosial-politik. Pemikiran ini berlandaskan pada pemahaman bahwa Mahasiswa merupakan komunitas yang lebih maju yang didalamnya terdapat orang yang mengenyam pendidikan tinggi (intelektual muda) dibanding dengan komunitas yang lain di masyarakat. Mahasiswa dianggap sebagai orang yang lebih tahu, lebih banyak mendapatkan informasi dan pengetahuan. Oleh sebab itu, wajib untuk menentukan sikap terkait keadaan, baik mengubahnya atau memperbaikinya. Artinya Mahasiswa harus aktif dalam proses perubahan keadaan yang ada di masyarakat. Dari pemahaman ini, bisa dikatakan Mahasiswa sebagai komunitas yang lebih maju di masyarakat harus lebih cepat merespon permasalahan kesenjangan sosial-poliik yang dapat mengakibatkan terjadinya penindasan secara struktural yang dialami oleh masyarakat. Tentunya politik yang diperjuangkan oleh Mahasiswa adalah Politik Nilai (nilai kemanusiaan, keadilan dll) bukan Politik mencari kekuasaan.  Pergerakan Mahasiswa mulai muncul pasca kemerdekaan di era 1960an. Organisasi mahasiswa yang berdiri ketika itu misalnya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (Gemsos), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI).

Dari sinilah perlahan-lahan gerakan mahasiwa mulai tampil kritis, terlepas dari tidak adanya parpol yang menaungi mereka. Disini pergerakan-pergerakan Mahasiswa gencar melakukan kritik terhadap pemerintahan Orde Lama terkait keadaan ekonomi masyarakat.  Pasca peristiwa ini gerakan mahasiswa semakin menguat. Ini bisa dilihat dari terbentuknya KAMI  yang mengusung Tritura dimana mahasiswa cenderung melekat kepada militer (AD) (dalam Adi Surya Culla, 1999).

Memasuki pertengahan tahun 1970-an, gerakan mahasiswa kembali bergolak. Tepatnya di tahun 1974 dan tahun 1978. Di tahun 1974 meletuslah Peritiwa Malari. Peristiwa Malari adalah gerakan pertama mahasiswa secara monumental untuk menentang kebijakan pembangunan Soeharto (dalam Adi Surya Culla, 1999). Pergerakan Mahasiswa pada masa ini dengan kental ditunjukan terhadap Kebijakan Orde Baru yang Pro terhadap Modal Asing sebagai penjajahan baru di Indonesia terutama Jepang pada saat itu. Gerakan mahasiswa berikutnya yaitu pada tahun 1978. Sama halnya dengan gerakan 1974, aksi ini muncul karena kekecewaan mahasiswa terhadap konsep ekonomi yang dijalankan Soeharto serta kekecewaan terhadap praktek politik Orba yang semakin jauh dari nilai-nilai demokrasi juga dimunculkan. Bahkan, pada masa ini mahasiswa dengan berani mengkampanyekan penolakan terhadap Soeharto yang ingin kembali mencalonkan dirinya menjadi Presiden (dalam Adi Surya Culla, 1999).

Untuk menghindari aksi-aksi berikutnya dari mahasiswa, maka Pemerintah Orde Baru mengeluarkan kebijakan melalui SK menteri pendidikan dan kebudayaan (P dan K), Daoed Josoef, No. 0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Disusul dengan SK No. 0230/U/J/1980 tentang pedoman umum organisasi dan keanggotaan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).  Inti dari dua kebijakan ini adalah untuk mengebiri kegiatan aktifitas politik mahasiswa. Di mana mereka hanya cukup memahami politik dalam artian teori bukan praktek.. Pemerintah Orde Baru melakukan intervensi dalam kehidupan kampus, dengan dalih stabilitas politik dan pembangunan. Kebijakan ini benar-benar menjauhkan mahasiswa dari realita sosial yang ada.

Karena setiap tindakan yang mengarah kepada kritikan terhadap pemerintah, langsung dihadapi oleh cara-cara represif melalui penculikan dan penembakan misterius (petrus). Alasannya, hal itu dapat menggganggu stabilitas keamanan. Kebijakan ini sebagai bagian dari upaya depolitisasi kampus dan meredam aktivitas politik mahasiswa. Mahasiswa dilarang berpolitik, ataupun melakukan aktivitas yang berbau politik, kebebasan intelektual kampus di kebiri, dan kontrol yang kuat kepada organisasi-organisasi mahasiswa diperketat. Kampus menjadi sebuah penjara berpikir bagi semua civitasnya.

Gerakan mahasiswa “tertidur”. Kebijaksanaan NKK/BKK ini kemudian lebih diperketat lagi. Ketika Mendikbud dijabat oleh Nugroho Notosusanto, pemerintah memberlakukan transpolitisasi yaitu ketika mahasiswa ingin berpolitik, mahasiswa harus disalurkan melalui organisasi politik resmi macam Senat, BEM, dll, diluar itu dianggap ilegal. Dalam kurun waktu ini juga diberlakukan Sistem Kredit Semester (SKS), sehingga aktivitas mahasiswa dipacu hanya untuk cepat selesai studi/kuliah dan meraih IP yang tinggi. Aktivitas mahasiswa berupa demonstrasi dikatakan sebagai kegiatan politik praktis yang tidak sesuai dengan iklim masyarakat ilmiah. Kegiatan kemahasiswaan terbatas pada wilayah minat dan bakat, kerohanian, dan penalaran. Selain itu, dalam Tri Darma Perguruan Tinggi dinyatakan bahwa fungsi perguruan tinggi adalah menjalankan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Depolitisasi yang diterapkan saat itu sungguh efektif, mahasiswa menjadi study oriented sehingga selama puluhan tahun hingga sekarang kegiatan mahasiswa jauh dari aktivitas mengkritisi kebijakan penguasa. Inilah hal-hal yang membuat mahasiswa semakin mengalami depolitisasi dan semakin terasing dari lingkungannya. Yang terjadi kemudian adalah demoralisasi di tingkatan mahasiswa. Mahasiswa dipaksa kembali ke dunia akademik, berbangku kuliah lagi, belajar ke luar negeri, membentuk NGOs yang pada tahun 1982 sudah ada ribuan NGO, berbisnis, berkolaborasi dengan rezim dan sebagainya.

NGO menjajakan kemanusiaan borjuis-kecil mengemis reformasi ekonomi-politik pada rezim diktator/korup, bahkan ada yang masih bermimpi membangun pulau impian di tengah modal raksasa. Disini Mahasiswa “digiring masuk kandang (kampus)” agar tidak membuat risih Pemerintah.  Mungkin saat ini kita sendiri menyaksikan tanpa adanya Neo-NKK/BKK (NKK/BKK baru) aktivitas heroik Mahasiswa sudah sendirinya mati, keracunan bahkan overdosis serta terpenjara dalam kampus sampai membusuk tua. Di era Reformasi saat ini, yang menjunjung tinggi Demokrasi tentunya kabijakan NKK/BKK melanggar UU Hak Asasi Manusia terkait Kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan berfikir, berekspresi, dan berkeyakinan politik. Bahkan melanggar Kebebasan Akademik  dalam UU SISDIKNAS.  Tak bisa dipungkiri, kepeloporan gerakan mahasiswa telah menggoreskan banyak catatan-catatan gerakan pembaharuan.

Di belahan bumi manapun, mahasiswa selalu tampil pada garda terdepan dalam mendorong perubahan. Sikap kritis dan kepedulian terhadap kondisi riil masyarakat terus dimiliki mahasiswa sehingga tak segan-segan melakukan pengorbanan demi kejayaan bangsanya.  Akan tetapi sistem pendidikan kita sekarang semenjak diberlakukannya NKK/BKK menuntut seorang mahasiswa berada pada posisi study oriented, dan rasanya posisi ini tidak mungkin dapat ditawar-tawar lagi. Melupakan semua keresahan sosial dan penderitaan rakyat yang dilihat dan dirasakannya. Serta bekerja keras meraih nilai terbaik agar sebanding dengan nilai rupiah yang telah dikeluarkan untuk membiayai ongkos kuliah yang memang ditetapkan mahal oleh penguasa.Iklim NKK/BKK masih berlumut di dunia kampus. Sehingga sampai sekarang pergerakan mahasiswa dianggap jauh dari memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Sumber :
https://pedagos.wordpress.com/2013/05/28/nkkbkk-ketika-jati-diri-mahasiswa-ditelanjangi/